Jumat, 16 Oktober 2009

Wekekekek.



Bayangkan saja sodara-sodara! Bayangkan!! (ngapain juga ngebayangin elu-orang lewat) Masak ya, kawan-kawan sekelas nyebut gua ‘anak kampus’ semata pola pikir yang menurut gua oke, begitupun pula orang-orang modern, berpendidikan dan egaliter. Berikut ini adalah cuplikan gua disapa dengan mesra oleh sebutan ‘anak kampus’..
TKP : Kelas XII D SMA PL
Korban : Bramantyo Adi (ras Homo Modernensis Erectus Gantengus)
Hasil visum : tidak ada luka bekas penganiayaan fisik, benda tumpul, benda tajam atau material yang ajaib..
Hasil otopsi : banyak lemak ditemukan di bagian yang semestinya kadar lemaknya sedikit (brengsek! Bukan gitu yang dipaparin goblok!!-gw), pada bagian muka banyak terdapat noda akibat kelebihan kadar minyak didalam kulit *bahasa gaulnya : jerawat*.
Pelaku : dua orang BWNI yang merangkap sebagai anggota kelas XII D tapi lebih senang disebut sebagai binatang#1, binatang#2.
..oke..here I come.. Awalnya guru Jerman yang masih muda (dan udah menikah..) (yah, udah married..gak bisa disuit-suitin lagi deh..-) dan baru di hutan Brawijaya sektor IV tidak sengaja memicu kejadian ini karena nilai binatang-binatang disini dibawah SKBMB (Standar Kelulusan Belajar Mengajar untuk Binatang). Namun, setelah dilaksanakan prosedural sesuai regulasi pengelola hutan.. akhirnya lewat, bahkan melewati SKBMB. Guru Jerman bete juga ngeliat para binatang jalang ini bisa berbicara bahkan berkelit (bahasa gaulnya : ngeles). Hingga saat satu dan yang lain saling memberikan testimoni kenapa nilainya sampe terjun bebas dibawah SKBMB.. tidak sengaja binatang Tyo mengeluarkan pendapat paling objektif dan rasional untuk taraf binatang jalang..
Biar Frau.. mereka belum ngerasain gagal sampai titik jenuh.. beda sama saya.. wajar, kalo mereka masih cengengesan..
Ternyata..opini itu langsung di-counter oleh kedua binatang jalang.. Dengan kekuatan pemicu kerusuhan lebih hebat dari kerusuhan Sampit.. mereka mengatakan.
Susah..susah..nyambungin otak sama anak kampus.
Liat, bahasanya aja beda sama kita, anak SMA..
Lho! Penyidik bingung.. APA HUBUNGANNYA NYET?? Namun, kami-tim penyidik sungguh bergidik *he? Apaan sih nyet maksud-nya?* karena melihat para binatang jalang ini ternyata mempunyai perilaku seperti manusia, salah satunya : takut menghadapi kebenaran. Namun, sangat disayangkan, para binatang jalang ini instingnya kurang kuat untuk menuntun diri sendiri menuju keterbukaan insting.. (namanya juga binatang, mana ada akal budi, adanya insting..)
Demikian hasil investigasi kami yang kami press release. Apabila ada pertanyaan silakan kirim ke customer service melalui e-mail : cust.service@duniabinatangjalang.co.id, apabila anda ingin berhenti berlangganan, kirim SMS dengan format UNREG(SPASI)DBJ. Kirim ke kosong-kosong-isi-isi.

Hormat Kami.
Tim Forensik DBJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar