Minggu, 28 Februari 2010

mengenal dan membimbing anak yang hyperaktif

Apa sebenarnya itu hiperaktif? Gangguan hiperaktivitas sebenarnya telah dikenal sejak sekitar 1900 di dunia kedokteran. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit / Hyperactivity Disorder). Untuk bisa disebut sebagai sebuah gangguan hiperaktif, harus memiliki tiga gejala utama yang muncul dalam perilaku anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Inatensi

Inatensi atau kurangnya konsentrasi dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian penuh pada sesuatu. Anak-anak tidak mampu menjaga konsentrasi pada sesuatu, begitu mudah beralih perhatian dari satu hal ke hal lain.

Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak-anak yang tidak bisa diam. Duduk diam adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Dia akan bangun dan berjalan, berlari ke sana kemari, dan bahkan memanjat. Selain itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan kebisingan.

Impulsif

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan / melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan mendesak untuk diungkapkan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh konkret dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak-anak tidak sabar untuk menunggu diskusi lengkap. Anak-anak akan mengganggu percakapan atau terburu-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak-anak juga tidak bisa menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk kegiatan berbahaya, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain.

Selain ketiga gejala di atas, untuk diberikan diagnosis hiperaktif masih beberapa kondisi lain. Gangguan dalam sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum 7-tahun-anak berumur. Gejala ini muncul dalam sekurang-kurangnya 2 situasi, seperti di rumah maupun di sekolah.

Masalah umum dialami oleh anak-anak hiperaktif

*

Masalah di sekolah
Anak-anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai ketika mengerjakan tugas sekolah. Tinggi kecenderungan untuk berbicara akan mengganggu anak dan berbicara dengan teman-teman sehingga guru akan berpikir bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak menemukan bahwa banyak anak-anak hiperaktif mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki keterampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa
*

Masalah di rumah
Dibandingkan dengan anak-anak lain, anak-anak hiperaktif lebih rentan terhadap kecemasan dan keputusasaan. Selain itu, ia dengan mudah memiliki gangguan psikosomatik (masalah kesehatan disebabkan oleh faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera terpenuhi. Tersbut kendala membuat anak-anak kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak-anak dianggap nakal dan sering mengalami penolakan dari keluarga dan teman-teman. Karena sering menciptakan kebencian, orangtua sering memperlakukan anak-anak sebagai kurang hangat. Orangtua mengontrol anak dan banyak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, dan bahkan hukuman. Anakpun reaksi menolak dan memberontak. Hasilnya adalah ketegangan antara orangtua dan anak-anak. Anak-anak dan orang tua menjadi stres, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak-anak akan merasa bahwa mereka buruk, selalu gagal, tidak memadai, dan ditolak.
*

Soal bicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak bicara, tapi sebenarnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Konsentrasi gangguan membuatnya sulit untuk melakukan komunikasi timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri mereka sendiri dan kurang mampu merespon orang lain dengan tepat.
*

Soal fisik
Secara umum, anak-anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak-anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering terjadi. Selama tidur juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak-anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun di malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak-anak juga berisiko tinggi untuk kecelakaan seperti jatuh, keseleo, dan sebagainya.

Berikut adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak-anak:

Faktor neurologis

*

Insiden hiperaktif yang lebih tinggi ditemukan pada anak-anak yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya persalinan, janin yang tertekan, pengiriman dengan forsep ekstraksi, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Selain itu, faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu-ibu yang merokok dan minum alkohol juga meningkatkan insiden hiperaktif
*

Terjadinya perkembangan otak lambat. Faktor etiologi neuoralogi sampai sekarang banyak dianut adalah disfungsi satu neurotransmitter di otak yang disebut dopamin. Dopamin adalah zat aktif yang berguna untuk menjaga konsentrasi
*

Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah-daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di striatum, orbital-prefrontal daerah, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan

Faktor toksik

Beberapa zat-zat makanan seperti salisilat dan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak-anak. Selain itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak-anak meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X selama kehamilan juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

Faktor genetik

Diperoleh korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak-anak hiperaktif. Sekitar 25-35% dari orang tua dan kerabat masa kanak-kanak hiperaktif pada anak-anak akan berkurang. Ini juga terlihat pada anak kembar.

Psikososial dan faktor-faktor lingkungan

Pada anak-anak hiperaktif sering ditemukan dalam hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anak-anak.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka digolongkan sebagai hiperaktif:

*

Orangtua perlu untuk meningkatkan pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
*

Tahu anak Anda kekuatan dan bakat
*

Membantu anak-anak di sosial
*

Dengan menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dalam rangka), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak-anak
*

Memberikan ruang yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energi
*

Menerima keterbatasan anak
*

Menciptakan kepercayaan anak
*

Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi aktual anak

Selain itu, anak-anak dapat juga membuat pengelolaan perilaku mereka sendiri dengan bimbingan orang tua. Misalnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak, dan jika istirahat ketika anak, orang tua mengingatkan anak-anak dari contoh orang tua telah diberikan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar