For God’s sake postingan ini tidak akan sepanjang dan seberat judulnya. Tidak pakai embel-embel latar belakang, perumusan masalah, metode pengambilan data, analisis data dan kesimpulan seperti layaknya tugas Penulisan Ilmiah yang di-blacklist beberapa mahasiswa psikologi karena terklasifikasi sebagai mata kuliah yang rumit.
Ehem.. memang rumit, tapi pada praktiknya besok, tidak sedikit ilmu yang didapat pada mata kuliah ini bakal aplikatif. Jadi, ikutin aja. Lagipula buat semester dua besok udah gak ada lagi mata kuliah beginian..
Anyway.. pasti temen-temen yang kenal gua sejak SMA (kalau yang sejak SD-SMP gak jaminan tau nih) tahu persis mau nyemplung dimana si Tyo besok. Jadi ane gak perlu jelasin panjang-lebar.
...
Gua termasuk mahasiswa tengil, suka keluar masuk ruang prodi. Kadang buat naro tugas titipan anak-anak, kadang buat ketemu PA alias Pembimbing Akademik yang rangkap jabatan sebagai Kepala Jurusan, kadang buat pinjem buku (dan untuk saat ini belum pinjem buku lagi), kadang buat curhat sama dosen, kadang numpang ngadem karena koridor lantai dua kampus pengapnya aduhai. Segi positifnya berkuliah di kampus yang kecil kayak Paramadina, kalau mau share thinking sama dosen.. tinggal ngerumpi. Kalau masih terasa malu (kebetulan urat malu-urat takut udah gua udah gak tau kemana), bisa juga lewat FB.
(Bentar.. kuping gua kayaknya keluar nih congeknya gara-gara dengerin Like A G6 lima kali berturut-turut.
Copot headset, sambil korek kuping pake cotton bud, ganti lagu.. aah.. Mobscene by Marilyn Manson oke nih.)
Sip. Balik ngeblog.
Mbak Tia, salah satu dosen yang gak sengaja mau denger sharing gua tentang minat spesifik di psikologi militer/polisi. Si mbak menanggapi positif hal itu. He he.. Suddenly.. lewat Facebook chat space berbaik hati ngajakin ikut kelas beliau (doi adalah dosen Matkul Kesehatan Mental) dengan dosen tamu seorang perwira psikolog (tuh kan ada!) dari Mabes Polri.
Mengetahui hal itu gua bisa langsung koprol didepan LCD Laptop.
Okay, hari ini (23/12) gua cabut ke Paramadina Grad. School di SCBD-Sudirman. Awalnya udah bingung, haduh, berangkat sama siapa ya? Gak taunya Intan Psi’2007 yang kebetulan ikut kelas ini menawarkan tebengan. Sikaaat juragan! Gak pa pa deh, gua yang nyetir. Bagi yang udah kenal gua lama, per September 2010 si Tyo udah bisa nyetir lho.. SIM udah ada, mobilnya belum ada, doakan ya.. dibantu yaa.. semoga bisa cepet punya mobil sendiri.
Masuk ke Paramadina Grad. School. Dari pertama masuk, gua, Ncie sama Intan aja udah bolot naik lift-nya (maklum, HQ-kita Cuma dua lantai, jadi gak perlu lift.. hehe..). Untung sampai di tempat tujuan. Kampus Paramadina Grad.School berlipat-lipat kerennya daripada kampus Gatsu tempat dimana gua bercokol setiap harinya. Sesuai deh sama tampilan hari itu yang rapi jali, tapi tetep aja gembel ujung-ujungnya (gua pake sneakers yang udah rada busuk-pen).
Penyampaian materi perkuliahan berlangsung seru!! Dosen adalah seorang Komisaris Polisi Rinny Wowor shortly as Bu Rinny (apa Mbak Rinny, karena masih temennya Mbak Tia), perwira psikolog di Mabes Polri bagian ESDM-If I ain’t wrong-ntar cek lagi sama dosen yang bersangkutan).
Gua berasa nonton C.S.I, baca Detective Conan-Kindaichi, bagian to the max-nya adalah analisa belakang layar tentang motif seseorang melakukan tindak kriminal pidana dengan menggunakan teori dan teknik psikologi, dari TAT-CAT Test (sejenis psikotes dengan gambar. Klien diberikan satu kartu berisi gambar, ketika klien fokus pada satu gambar-akan dianalisa mengapa klien fokus pada gambar tersebut), sampai mengkaji profil kriminil lewat teori pendekatan yang baru aja gua pelajari di awal semester : Strukturalisme, Behaviorisme, Psikoanalisa, biologi, kognitif, sosio-kultur.
Mbak Rinny ngasih gambaran yang spesifik, komprehensif plus asik bagaimana psikologi (spesifikasi apapun, klinis, pendidikan, Industri-Organisasi) aplikasinya di kepolisian. Walaupun ada beberapa part yang materinya blood-gore-violence, part ini bagiannya psikologi klinis, gua sempet jijay ngeliatnya untuk tiga menit pertama, abis itu biasa aja sih.
Pertama-tama minta maap banget buat semua ilmuwan psikologi kalau bahasanya ala anak semester satu prodi Psikologi. Gua bener-bener amaze pas pemaparan studi kasus dengan kasus mutilasi di bus MB P64 beberapa waktu lalu dan kasus Ryan Jombang. Here’s the point.
1. Mendengar bagaimana seorang kriminil bisa membangun mekanisme menghabisi nyawa yang teramat rapi, secara teori kognitif, pelaku bisa punya struktur mekanisme seperti itu hanya lewat pengalaman sehari-hari.
2. Mendengar bagaimana seorang kriminil, dari seorang yang mentalnya sehat bisa turning upside down menjadi tidak sehat-secara mental, mengalami gangguan jiwa.
3. Mendengar dan memahami teori psikoanalisa Sigmund Freud (skema gunung es kesadaran manusia) bagaimana seorang kriminil masih memiliki rasa takut, tapi rasa takutnya udah gak tau kemana saat melakukan tindak kriminal.
4. Mendengar dan memahami aplikasi teori sosio-kultural dalam psikologi dan kaitannya dengan awal terjadinya tindak kriminal.
5. Memahami lebih jauh bab III tentang peran genetis dan pengasuhan yang berkaitan dengan pola perilaku.
6. Memahami teori Sosiologi (gua lupa siapa pencetus teorinya) tentang pentingnya pembentukan diri saat lima tahun pertama. Ketika anak-anak sudah mulai masuk ke prepatory stage dan game stage.
7. Memahami..kalau laki-laki jadi psikolog klinis di kepolisian (kayak gua besok ;D), pas investigasi.. bisa digodain sama saksi yang kebetulan PSK. Huaaa.. matilaa awaaakk!
8. Mayoritas dalam kasus kriminal pidana, apabila dikaji lewat ilmu psikologi.. balik lagi pake teorinya Pakde Freud (Psikoanalisa), akan tampak peran alam bawah sadar menyusun intelijensia manusia dengan sangat cepat. Bahkan individu pada strata sosial rendah-pun mendadak pintar, sayang pintarnya negatif.
9. Memberi gua gambaran yang semakin jelas. Ternyata psikologi klinis emang lebih tepat buat gua. Belum ada godaan dari psikologi pendidikan dan Industri-Organisasi sejauh ini.
10. Semakin termotivasi mempelajari dan menguasai materi psikologi. Karena ujung-ujungnya, teori dasar kepake semua!
11. Rajin-rajin kontak Mbak Tia, siapa tahu Tyo dapet chance ke Mabes Polri buat nimbrung Bu Rinny waktu investigasi atau terlibat dalam perekrutan anggota Polri. Who knows nobody knows.. malah gua yang direkrut. Yihaaaaa!!
Yak, demikianlah. Phuaahhh! Gua jadi semangat nih! Also I ain’t forget to say thank’s to :
- The Biggest Thank’s to Allah SWT, kendati gua masih aje males sholat.. tapi masih baik mengabulkan doa children of lesser God between heaven and hell.
- Tia Rahmania, yang mengakomodir minat gua (sukses bikin salting karena nyeplosin : iya.. yang sangat progress adalah Tyo 2010 bu buat psikolog kepolisian.. cakep..!)
- Komisaris Polisi Rinny Wowor, buat waktunya untuk berbagi ilmu dan inspirasi plus announcement : Indonesian Police Force needs a lot of psychologist. For sure I’m heading to them ma’am! I wish you and your colleagues opened the HQ gate for me :D
- Intan Psi’07, buat tebengannya.
- Ncie Psi’10 yang nimbrung dan akhirnya gak nyesel (karena kita sama2 pengen jadi psikolog klinis) ikut kuliah ini.
- Prodi Psikologi Paramadina.
Join The Psychology Paramadina Family. It’s terribly fun. I proofed it today!
Bramantyo Adi
Psikologi Paramadina 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar