Sabtu, 05 Februari 2011

Enam

Blog saya memang sepi komentar, tapi kalau ingat tentang notes busuk saya yaitu : memajukan bramantyoadi.blogspot.com tentu blog ini menurut sisi pandang pribadi sudah mengalami kemajuan pesat. Dari blog ini saya mulai membuka diri kepada hal-hal yang serba realistik. Namun tidak pernah membuat hasrat saya bermimpi tentang sosok masa depanku pudar.

Mengenai masa depan. Mari berbicara tentang pernikahan. Juga berbicara tentang kebiasaan, hmm.. budaya yang sudah mengakar di diri sebagai eks-anggota Korps Brawijaya IV.

Tadi siang saya dan teman-teman sejawat mahasiswa yang tekun mempelajari perilaku manusia menghadiri resepsi pernikahan Pembimbing Akademik merangkap Ketua Jurusan Psikologi.

Seusai resepsi, sambil menunggu jemputan salah seorang teman (walaupun ujung-ujungnya saya dan dua teman wanita naik taksi ke salah satu mall). Teman-teman wanita sibuk ngerumpi, saya hanya mendengarkan. Women talk, sesekali saya menggoda mereka. Hingga satu momen mereka (teman-teman wanita saya-pen) sharing tentang detil bagaimana mereka menikah.

Gua mau resepsi di Bali..
Gua mau.. bla bla bla dan sebagainya dan seterusnya..

Nimbrunglah saya, ikut sharing tentang bagaimana detil pernikahan kelak (dengan penuh kengawuran)

Ok.. gua mau ijab kabul sambil terjun payung!

Mereka semua terperangah dan terbahak-bahak..

Haduh.. imajinasi lu tuh yo.. selalu aja tinggi banget!

Ah.. menurut saya itu gak tinggi-tinggi amat. Sayapun berkelit : yah.. lu tau lah gua biasa di PL berpikir out of the box. Gua gak biasa dengan konsep yang biasa-biasa, selama hal itu tidak biasa dan menarik, hal itu akan gua kejar sampai dapat. 

Hahaha.. kalau sudah begini, biasanya pada sewot.
Ya.. faktanya kebiasaan berpikir kreatif  (atau awamnya di-cap Khayalan Tingkat Tinggi, ngayal kurang realistis) sudah mengakar. Sayang selama enam bulan di prodi psikologi saya sedikit menyingkirkan kebiasaan tersebut demi sebuah konsep a new guy, new world yang ternyata.. berujung pada pemasungan karakter asli seorang Bramantyo Adi lalu berpengaruh kepada proses saya mencapai harapan dan cita-cita.

Pada poin ini saya tersadar.

Astaga.. teganya saya (lagi-lagi) memasung perilaku, sifat, sikap yang selama dua tahun lalu sanggup membawa saya kepada titik maksimum awal. 

Mengapa digunakan kata memasung? 
Dikarenakan saya tidak membunuh, hanya memasung..

Sayapun tersadar..
Kegilaan pada kadar tepat akan memberi sensasi yang menakjubkan.

Lagi-lagi sayapun tersadar.

psycho-LOONY-cal journey

Sementara seluruh post selama semester satu ini tidak ada kegilaan yang betul-betul tepat gila.

dragon oh my God!

Astaganaga..


 Bramantyo Adi
Jakarta, 5 Februari 2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar