Aku berpaling melihatmu sambil menghujamkan sebuah belati ke arahmu.
Kau-pun berteriak begitu pilu karena kesakitan.
Akupun hanya tertawa.
Lain kali tusuk aku dari depan kawan.
Karena ketika aku ditusuk, aku siap menusuk.
Ketika aku menusuk, maka akupun harus siap ditusuk.
Tidak peduli bagiku ketika aku sudah terkapar kehabisan nyawa dan oksigen.
Tiba-tiba aku muncul didepanmu dan sanggup membuatmu terkapar kehabisan nyawa dan oksigen.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar