Senin, 26 April 2010

Film Unik di V Film Festival Versi Lord Bramantyo


Selain film “Love Then Leave” yang gua acungi jempol sampai jempol kaki saya juga ikutan memberi standing ovation karena memajang salah satu makhluk Tuhan paling tidak sempurna namun memiliki kesempurnaan ketika ia tampil sederhana tanpa busana (nistanya kau nak..-pembaca) (ITU PORNOGRAFI!-pemimpin ormas gak penting) (diem aja deh lo.. kerjaannya bikin rusuh sama mobilisasi massa gak penting aja ngemeng mulu!-gua), gak-maksud gua memiliki kesempurnaan ketika ia tampil apa adanya sebagai dirinya.. Ada film yang pesannya relevan sama kehidupan sehari-hari gua.
Film tersebut menceritakan kekolotan ortunya. Dia maunya jadi remaja aktif, sementara nyokapnya gak mau kayak gitu-karena dalam pandangan nyokapnya-seperti ikut ekskul, OSIS itu gak penting. Ha? Masih ada aja ortu kayak gitu hari ini? Ada.. nih yang nulis blog ini aja kedua ortunya kayak gitu. Wajib disyukuri both of them memberi warisan ke gua yaitu sikap idealis. Sayang sikap itu kadang jadi bumerang, dan bahkan jadi conflict trigger. Gua masih inget malunya ngeliat nyokap amaze tapi jatuhnya norak pas dateng ke PL Fair dari jaman gua jadi binatang sampai jadi raja-tapi gua gak boleh jadi panitia (aneh kan?). Gua juga masih inget bokap menghayalnya pol banget (tinggal gua kasih rokok Djisamsoe sama red wine terus gua bilang : selamat berkhayal!) tentang dunianya yang menurutnya indah-sementara kompetensi berpikir gua gak mampu memvisualisasikan apalagi ngarep-ngarep ngekor..
Secara manusiawi-bokap nyokap pasti punya banyak harapan sama anak-anaknya. Pasti lu juga kayak giti/ Gua bisa pahami itu, sayang kakak gua gak paham sampai hari ini. Nah, pas KTP udah keluar dari mesin laminating-mendadak semua kalimat langsung di-evaluasi! Diubah semua! Kaget, iya, bingung-abis.. Rusuh deh sejadi-sejadinya antara gua-bokap-nyokap. Akhirnya amunisi lapis terakhir dikeluarkan : jurus masuk kuping kiri-keluar kuping kanan-abis itu tanya orang-orang intelek baru deh masuk ke otak. Pasalnya, sekonyong-konyong baru sekali ini ngeliat bokap-nyokap ngidamnya to the max. Apa ini implikasi karena kakak gua dinyatakan failed untuk memenuhi persyaratan jadi anaknya bokap nyokap?
Beruntung, kehidupan sosial gua di tempat lain asyik, banyak orang-orang yang bisa diajak sharing ngasih saran paling elit : sudah mas, capai saja cita-cita dari bapak dan ibumu, tapi tetap jalankan cita-citamu. Kalau sudah begini, taktik perang berubah jadi : sporadis-sistematis. Gimana caranya? Tanya gua aja..gak susah-susah amat kok. Pada akhirnya..ya karena saya sudah dilumpuhkan sejak lahir (baca : disuruh pasrah melulu), tinggal dijalani saja. Semoga semuanya bisa kecapaian, kalau ditengah jalan bokap gua masih ada. Kalau gak ada, ya tinggal lapor BIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar