Kamis, 07 Oktober 2010

Jadi Inget Live In 2009 SMA Pangudi Luhur

Dimohon pembaca (atau yang tidak sengaja membaca blog ini) sebelum membaca entri keseluruhan-klik link yang ini dulu click here XD!!

BramantyoAdiOfficialBlog, Jakarta (7/10)- Membaca entri blog ksatria wojo ireng kali ini mengingatkan saya akan tugas self-development program yang dilaksanakan saat masih SMA yaitu program live in.

Randan 'Palembang/JingSamPeHong'
Ehem! Foto yang tidak layak tayang.. 
 
Lebih Baik Kami Saling Menyiksa Sesama Anggota Brawijaya IV Daripada Disiksa!!

Apa kabar si Geleng Babi??
(Hmm??Haaa-Geleng)
(Babi lu 'leng! Anjing!!-celaan pertama..)
(Apaan sih??-Geleng)
(Pokoknya lu babi-lemak-bangsat!!-celaan lapis kedua)
(Keparat!!-Geleng)
(gua dan para 'Jenderal' PL41/2010 tertawa) 
 
Apa sih program Live in?

Selesai kerja bakti.. minum es kelapa metik dari pohonnya langsung

Istilah Live In awam digunakan di lingkungan pendidikan Katolik (kalau Kristen gua gak tau deh istilahnya apa)-sementara di sekolah yang basisnya non-Katolik menggunakan istilah trip observasi , dll, dsb. Kegiatan ini saat SMA berlangsung selama 4 hari 3 malam di sebuah desa terpencil di Jogja Barat (yang ternyata kampungnya Kepsek.. hohoho..pantes doski eksis jaya). Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan di Akademi Militer-Magelang (hayoo..hayoo..tiga hari jadi taruna AKMIL sapa yang mau?? Enroll yourself into Brawijaya IV Academy For Men Only.. kelelawar! Nyawa gua tinggal lima watt disono gara-gara waktu live in perang lawan MSG. Semangat militanku kalah karena MSG. Karena MSG..sertifikat ada logo PL-AKMIL tak kuraih. #acungkanjaritengahpadaMSG)

Selama kegiatan live in peserta (siswa) dilarang membawa ponsel/alat komunikasi, iPod. Rokok, kamera buat poto-poto sangat direkomendasikan. Boleh bawa rokok? Ya..sebagai distraksi saja sih selama empat hari. Kemudian peserta disimulasikan sebagai anggota masyarakat desa (jadi guru bisa liburan disitu), punya keluarga dan saudara plus tetangga lengkap dengan embel-embelnya.

Rokok TingWe (Linting Dhewe)
Lawra PL'10 : "BANGKE LO SEMUA KERJAANNYA CUMA NGISEP ROKOK DOANG!! BANTUIN GUA 'NAPA NGELINTINGIN INI SATU2!!???"

Mrs. Ngadirah-My Mom during 4 days here
 "Bu, saya ambil foto ibu dan rumah ya.."
"OH! IYA MAS!"
-grusak grusuk didalem-
"Lho, bu ngapain pake baju rapi?"
"Kan mau di foto.."
"... Oke deh.. siap yaaa!! 1..2..3..!!"

jepret!
What are you doing there?

Tergantung sih ‘nyet lu di PL anak IPA atau IPS? Karena pengalaman selama empat hari (plus tiga hari di AKMIL) wajib ditumpek-blek-kan menjadi laporan. Kalau anak IPA.. ya itung-itung sendiri berapa rata-rata sudut elevasi jalan disana, materi apa yang terkandung dalam tanah yang digarap oleh bapak-ibu kita disana..morfologi penduduk juga sabi buat diulas. Sementara anak IPS.. wajib mengkaji fenomena sosial, ekonomi dan budaya.

 Es degan disini enak banget!!

Berhubung gua IPS, jadi aspek sos-bud-ek adalah yang wajib dikaji. Paling menarik sih dari aspek sosbud, kalau ekonomi-gak berminat ngulas-nya. Biar guru ekonomi yang ceking dan kerap dikeme-keme sama angkatan Jenderal di PL yang mengulasnya.


Snapshot penduduk lokal yang baru saja selesai kerja.
Gokil, mereka kuat banget jalan naik-turun dengan sudut elevasi jalan sekitar 45 derajat
Nyomotin cengkih yang udah jatoh dari pu'un-nya

Ya.. tentunya kultur liberal dan demokratis yang sudah berhasil diterapkan oleh bokap-nyokap di Jakarta kontras dengan budaya patriarki/garis keturunan bokap yang masih kental disana. Gua aja esmosi ngeliat bokap disana kok enak amat ya hidupnya, dilayanin oleh istri. Membandingkan keadaan keluarga asli disini, yang semuanya serba self-service. Juga rasa kekeluargaan serta sense of belonging kita disini sangat diperhitungkan. Walau Cuma simulasi, dimarahin sama nyokap disini beda lho kalau dimarahin sama si nyokap dirumah. Hehehe..minimal gua ada rasa bersalah.

Pose sampah..jangan ditiru!!

Tidak lupa kami sibuk bercanda dan bersenda gurau menampilkan lawakan maut iblis paling jahanam di Jl. Brawijaya IV. Ibu-ibu lokal disana sukses kami buat tertawa terpingkal-pingkal.

Capek Ngelawak..Objek Lawakan dijadiin bantal


Post Effect/Conclusion

Ok..ketimbang nangis gak make sense saat diberi pelatihan motivasi (padahal gua juga nangis sih kalau diusrek-usrek soal ortu gua pas pelatihan motivasi.. hohoho), disini lu bisa selain nangis, juga bersyukur. Eksistensi lu sebagai warga di desa Live In begitu diperhitungkan. Sebuah pengalaman gak terlupakan pas rombongan mau cabut ke Magelang, ada momen-momen perpisahan yang mengharukan.
Selama program ini, pandai-pandailah bergaul dengan masyarakat yang terpinggirkan, kalau punya ilmu yang dirasa berguna bagi mereka..jangan merki-kasih aja. Terakhir.. makanan disini enak-enak kalau gak pake MSG! Itu mah bukan penyedap, pembunuh rasa asli masakan.

Peserta Live In 2009

Setahun lebih berlalu setelah kegiatan ini, kemudian gua lagi-lagi gak sengaja baca entri blog ksatria wojo ireng.. kok kenapa ya gua merasa akrab dengan entri ini? Apakah karena sama-sama di daerah terpencil, abis perang dll dsb, apakah karena ada seragam loreng-loreng itu? Atau.. merujuk pada hasil psikotes..saya ini cocok kerja di lapangan sambil melakukan kegiatan seni persuasi dengan seragam loreng-loreng. Aiiih.. sadis.

*wahai buku antropologi kuu..kembalilah!! Sape yang betak ya??

Adios
Bramantyo Adi
Mahasiswa Prodi Psikologi Univ. Paramadina
Future Military Psychologist-Post Traumatic Syndrome Expert for Veteran Wars and Disaster Relief
Future Counsellor and MILOBS serving in United Nations Peacekeeper Task Force.

1 komentar: