Psycholoonycal Journey, Jakarta (16/11) - Kalau lagi ngobrol sesama mahasiswa/i psikologi. Beberapa dari kita punya satu motif radikal (mendasar) yaitu : punya trauma yang sangat rahasia dan berharap setelah belajar psikologi bisa menyembuhkan trauma tersebut. Hal ini mengingatkan gua dengan komentar miring seorang Tejo bulan April 2010 saat kita lagi bareng-bareng SIMAK UI. Dia bilang kalau seseorang lanjut kuliah psikologi menunjukkan indikasi dia punya masalah yang kompleks. Ok, gua bisa accept pendapat itu.
Namun, gua sendiri memilih sisi berpikir lain. Gua kagum (termasuk dengan diri sendiri) kepada individu-individu yang memiliki masalah kejiwaan tapi berani ambil risiko kuliah psikologi. They’re healing theirself. Mereka, at least punya usaha. Bukan mencari distraksi, dalam teori coping strategies yang jadi bahan UTS Penulisan Ilmiah baru-baru ini. Gua dan beberapa mahasiswa/i yang masuk psikologi karena ingin menyembuhkan diri sendiri selain membantu orang lain meringankan beban jiwa mereka tergolong berorientasi problem focus coping. Problem focus coping menurut apa yang gua dapet dari beberapa website psikologi adalah cara menangani masalah dengan fokus ke masalah dan menyelesaikannya secara sistematis. Perlahan, satu per satu.
I do have a awful trauma in my childhood.
I don’t realize, through i choosed psychology..
Beside tomorrow I’m healing other people psychologically, I do dealing with those trauma.
But anyway, I don’t care with those old-school trauma. Because in other circumstances, I’m thinking that I live for today, and the future, not for the past.
Then why other people often talking about their/other past problem simultaneously without they trying to deal with it.
That’s differs me from other common people.
When they seemed to busy to talking about their past problems.
I forcing myself to find a solution for it.
Which one is better for you?
Finish the problem or hang up the problem.
I choose option one.
Bramantyo Adi
Mahasiswa Prodi Psikologi Paramadina
Future Military Psychologist who serving for UN Peacekeeper
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar