Rabu, 24 Februari 2010

Perilaku merokok dan bahaya

Perilaku Merokok

Perilaku merokok tampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Melakukan berbagai cara untuk mensosialisasikan tentang dampak merokok, baik perokok aktif dan perokok pasif, tapi tetap tidak bisa memberikan kontribusi maksimal bagi pengurangan perilaku merokok.

Memahami Perilaku Merokok. Perilaku merokok individu adalah kegiatan yang berkaitan dengan perilaku merokok, yang diukur dengan intensitas merokok, merokok waktu dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000). Dalam sebuah studi terhadap 8.000 orang, para peneliti menemukan bahwa perokok ringan dan perokok berat lebih cenderung memiliki kandungan albumin dalam air seni daripada mereka yang tidak merokok. Albumin adalah protein yang menunjukkan fungsi ginjal miskin.

Sementara itu, menurut Joly (dalam Diantini, 2002), perilaku merokok adalah perilaku yang dimulai dengan pembakaran rokok yang terdiri dari bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dan saus yang mengandung nikotin dan tar dan asap dari pembakaran rokok kemudian dimasukkan ke dalam paru-paru. Lebih lanjut Joly (dalam Diantini, 2002) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah rokok merokok setiap hari, semakin berat juga orang perilaku merokok.

Mereka mengatakan, apabila perokok mengkonsumsi sekitar 21-30 batang sehari dengan interval mulai dari bangun di pagi hari antara 6-30 menit. Perokok menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun di pagi hari. Rokok ringan perokok menghabiskan sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun di pagi hari (www.e-psikologi.com, Z. Mu 'tadin, 24 Mei 2007).

Akibat merokok bagi kesehatan. Tingkat kematian bagi perokok 70% lebih tinggi dibandingkan non-perokok, terutama bagi laki-laki berusia 45 hingga 54 tahun. Penelitian di Inggris menunjukkan jumlah perokok 25 batang setiap hari (35 tahun), 40% dari mereka akan meninggal sebelum usia 65 tahun. Kematian perokok perempuan juga menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan perempuan yang bukan perokok. Wanita perokok yang menyumbang banyak kelahiran dan kematian bayi bayi prematur. Pada perokok berat, merokok dapat menyebabkan stimulasi dari papillafiliformis (gundukan di atas lidah). Di samping itu, pembakaran rokok juga lebih mudah untuk disimpan sehingga perokok akan sulit untuk merasakan pahit, asin, dan manis karena kerusakan pada ujung alat perasa indera (taste buds) di lidah. Jumlah tartar terjadi pada perokok lebih rentan dibandingkan pada mereka yang bukan perokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar